Recent Comments

Kamis, 18 November 2010

Cinta Adalah .....*syntag error*......

Sebelum kita mulai mengurai  judul di atas, kita sepakati dulu bahwa apa yang akan kita simpulkan adalah bahasan pada taraf substansi. Bukan cabang dari itu, Dengan kata lain kita akan membahas sebuah kata fenomenal " Cinta " dalam tataran Substansi, bukan cabang cabangnya serupa Cinta Monyet, Cinta binatang, Cinta Buta, atau Mungkin Cinta Brontosaurus sekalipun. Oke!

Baiklah kita akan coba urai satu persatu, kita akan runuti dari yang paling tua hingga tren masa kini.

siap siap ( ini bakalan panjang!!! )

Awalnya saya ragu untuk mengangkat tema ini ke permukaan, karena hampir semua dari kita tahu bahwa tema ini (red, Cinta) adalah hal paling sensitif. Hampir semua pembahasan tentang cinta berakhir dengan, " semua orang punya pendapat masing - masing tentang cinta,...bla bala bla " atau " ....bla bla bla tak akan ada orang yang bisa mengartikan cinta dangan sebenarnya" dan masih banyak lagi yang intinya memang di bahas atau tidak sama saja. Saya juga agak ragu, tapi kita coba saja apakah ini berpengaruh pada diri kita.

Sejauh yang saya tahu kisah tertua tentang cinta itu adalah Cinta dalam bingkai Perang ala Valentine' itu yang masih terpopuler. apakah Ada yang lebih tua lagi? aha, buat yang ini kita coba tengok apakah Hawa dan Adam juga termasuk dalam sejarah "Cinta"?

Awalnya Adam  sendiri, lalu kesepian dan Allah menciptakan Hawa agar menjadi teman hidup Adam. Mereka saling mempunyai hubungan batin karena asalnya adalah satu yaitu hawa berasal dari tulang rususk Adam.

Coba kita lihat dari awal cerita tadi. Apakah ada unsur yang di sebut Cinta. Oke jangan masukkan dulu pengertian yang telah ada di otak kita. Tapi lihat dengan benar - benar adakah Cinta di sana? Satu satunya yang ada di sana adalah keduanya saling mempunyai hubungan batin satu sama lain, saling memahami dan saling mengisi. Titik. tak ada yang lain.

Oke, mari kita maju sedikit.

Setelah kisah Adam Hawa, ada kisah Valentine. Berawal dari kisah perang yang mengharuskan para tentara untuk tidak menikah. Alasannya adalah faktor emosi. Hingga akhirnya ada Valentin dan kekasinya yang memperjuangkan hal ini. Hingga akhirnya terjadi pernikahan.Titik.Dan sekali lagi tanggalkan semua konsep "cinta" dalam otak dan amati apa yang ada di sana. " Hanya dorongan emosi yang terkekang". Tak lebih.

Oke kita coba maju lagi,Kisah macam Romeo and Julliet nya William Shakespere. Romeo adalah remaja dari Ras Montague yang terkesan acak acakan dan keras -dalam arti sesungguhnya-. Dan Julliet adalah remaja yang lahir dari keluarga besar yang terhormat bernama Capulet. Oke, pada tahap ini mari tanggalkan atribut 'Cinta' dan kita lihat apa yang ada di antara mereka. Romeo Bertemu Julliet, saling terpesona pada pandangan pertama. Apa yang terjadi pada pandangan pertama jika kita benar-benar mengamati, yang sedang bekerja saat itu adalah emosi. Sedang kita tahu emosi hanya salah satu hasil kerja Otak atas input yang masuk lewat indra (terkait).Hanya itu. titik.

Sampai dititik ini pun kita belum dapat menentukan kapan pertama kata Cinta ini bisa bertengger dalam KBBI dan menjadi kata-kata kramat di dunia dengan berbagai macam terjemahnnya.Sampai saat post ini saya tulispun saya belum menemukan kapan dan bagaimana ceritanya kata "cinta " ini bisa masuk dalam perbendaharaan kata Bahasa Indonesi kita.

"itulah sebabnya, kita tak akan dapat mengartikan cinta secara benar!!"

ooohooo, sebentar sebentar. Saya tak mau berakhir seperti ini. Kita bahkan belum menyentuh bagian "Cinta" sampai di substansinya.

Saya sudah coba mencari, dan satu satunya yang masuk akal tentang asal kata "cinta" ini adalah dari legenda Ramayana. Yaitu dalam kisah Rama dan Shinta. Kita tahu bahwa lidah orang Indonesia adalah lidah yang paling Fleksibel. Dalam sejarah kata shinta di tulis dengan "Chinta". Kisah kesetiaan Shinta pada Rama mengispirasi banyak orang, hingga akhirnya "Shinta" atau "Chinta" menjadi seseorang yang populer kisahnya. Lewat lidah asli Indonesia Kata "Shinta" atau "Chinta" ini lalu di adaptasi menjadi "Cinta" yang sekaligus mewakili kisah mereka berdua ( Rama dan Shinta).

Sejenak mari kita renungi, jika benar kata tersebut berasal dari Dongeng Ramayan, maka kita boleh bertanya " Sebenarnya dongeng yang di buat untuk menggambarkan kata Cinta ataukah kata Cinta muncul dari dongeng tersebut?" Manapun jawabannya nanti, Pertanyaan lain yang cukup perlu kita resapi adalah " Apakah dongeng Ramayana ini benar benar ada?". Untuk pertanyaan yang kedua ini, saya harus sampaikan kabar buruk bahwa Ramayana cuma Suatu epos dari India yang di gubah oleh Walmiki. Fakta ini menunjukkan pada kita bahwa kisah tersebut muncul dari gubahan manusia, dan ini berarti (jka benar Ramayana adalah asal kata Cinta) kata Cinta adalah sebuah ketidak sengajaan. Ia tak benar benar mempunyai arti. Cinta hanyalah sesuatu yang di ada - adakan oleh manusia itu sendiri lewat promo mulut ke nulut manusia Indonesia yang super Fleksibel.

Sejenak tadi kita menyinggung bahwa " tak ada orang yang mampu mendeskripsikan cinta dengan lengkap!!". Jika mengacu pada kata ini kita akan munculkan pertanyaan balik, " kenapa tak bisa?". Dan jawaban yang mungkin adalah :
1. Keputus asaan orang atas banyaknya jawaban yang mungkin dipilih dan semuanya benar. atau
2. Kata itu memang tak mempunyai makna.

Untuk pernyataan pertama, jika saya boleh berkata, " jika ada beberapa pernyataan yang semuanya berbeda dan semuanya benar maka pernyataan tersebut juga semuanya salah" atau dengan kata lain " Tak pernah ada kebenaran menyangkut pernyataan tersebut". Karena yang benar itu harusnya cuma ada satu saja. Jika jamak maka itu kebenaran yang patut di pertanyakan. Sama seperti saat kita menjawab soal pilihan sosiologi dan ternyata semuanya benar, maka pasti ada yang salah dengan pernyataan benar semua tersebut. Atau
Ke kesimpulan kedua, bahwa kata tersebut memang tak ada artinya.

Setelah melihat data di atas saya pribadi lebih memilih Pernyataan ke dua yang jauh lebih logis dari yang pertama.

Lalu mengapa kata yang sebenanrnya tak berarti ini dapat mempunyai pengaruh yang dahsyat?

Promo dan eksploitasi media yang berlebihan adalah faktor yang paling berperan. Hingga akhirnya kita lihat bagaimana Cinta sudah sangat parah dan tak terarah. Bayangkan saja dari kata yang sebenarnya tak ada artinya orang dengan mati matian mengapresiasikannya dalam bingkai yang kramat. Lebih jauh lagi ada yang rela mempersembahkan hidupnya -anugerah terbesarnya- di hadapan sebuah konsep khayal yang di buat oleh manusia, di promokan secara berlebihan oleh manusia, dan ia sendiri yang memujanya. Tidakkah ini konyol?

Related Article:

0 komentar:

Posting Komentar


 

Total Tayangan Halaman

Footer Widget #3

Copyright 2010 GenerasiBiru. All rights reserved.
Themes by Bonard Alfin l Home Recording l Blogger Template